Tags
Bank BNI, GBK, Gelora Bung Karno, Gerai BNI, Indotix, Kartu Debit BNI, Kartu Kredit BNI, PIM, Pondok Indah Mall
Ini adalah sebuah kilas balik, persiapan kami untuk menonton pertandingan Chlesea FC Versus BNI Indonesia All-Star di Gelora Bung Karno (GBK) Senayan Jakarta, pada tanggal 25 Juli 2013 yang lalu. Tentu saja untuk memenuhi permintaan ananda Kevin tercinta.
Ketika pertama diumumkan pada Kamis (13/6), bahwa tiket untuk pertandingan tersebut sudah bisa didapatkan di outlet-outlet Indotix dan BNI Gallery.
Kami langsung browsing untuk mencari informasi tentang hal ini
Pada Sabtu (15/6), kami mulai berburu tiket, apalagi setelah mendapat info bahwa jumlah yang akan disebar adalah 31.000, padahal sudah dipesan khusus.sekitar 15.000 lembar.
Hari itu, kami berangkat ke Kantor Indotix di Menara Jamsostek Lantai 16, Jl. Jend. Gatot Subroto No. 38, Jakarta 12710, tapi hari itu Indotix libur.
Gagal mendapatkan tiket…………!!!
Kami kejar lagi ke Gerai BNI di Jl. Metro Pondok Indah PIM.2 GF No.G.33-E, tutup juga karena sudah pukul 17.
Gagal lagi……!!!
Besoknya, Minggu (16/6), kami menuju Bekasi Square yaitu ke HDC 305 Cafe & Lounge, Ruko 38-39, Jl. A. Yani, Bekasi sekalian jalan-jalan ke mall tsb yang memang agak jarang kami kunjungi.
Sayang kami tidak punya Kartu Kredit maupun Kartu Debit BNI untuk mendapatkan tiket, padahal BNI memberikan diskon sampai 25%.
Menurut Petugasnya : “Sayang Pak, kalau beli cash karena diskonnya cukup besar”
Terdapat beberapa kategori dalam penjulan tiket, yaitu :VVIP, VIP Barat, VIP Timur, Kategori 1, Kategori 2, dan Kategori 3.
Dan pembelian tiket hanya dengan menggunakan kartu kredit maupun kartu debit BNI .
Saya pikir benar juga, apalagi untuk 2 tiket di VIP Barat, lumayan besar. Singkat kata, kami tidak jadi beli tiket di sana.
Gagal lagi…. alias gagal maning……!!!
Dari Bekasi kami kembali lagi ke Pondok Indah Mall (PIM), tapi sebelumnya janjian dulu dengan ponakan yang punya Kartu Debit BNI.
He3x …..minjam kartunya, agar dapat beli tiket diskon.
Beruntung kami sampai di PIM pukul 16.30, karena 30 menit lagi kantor tsb akan tutup, langsung ngambil nomor antrian, isi formulir dan mendapatkan voucher tiket.
Pengalaman saya nonton pertandingan Chelsea VS Birmingham City dalam Barclays Premier League di Stamford Bridge, London tidak serepot ini. Rabu (20/4-2011), pukul 15.00 antri di loket penjualan tiket (hanya ada 4 orang di depan saya). Dalam waktu sekitar 10 menit saya sudah dapat tiket seharga £23.50 (kurang lebih Rp 350.000,-). Tiket lo, bukan voucher……… Saya masih sempat pulang ke penginapan dulu, kemudian balik lagi naik kereta dan sampai kembali di Stamford Bridge pukul 17.00, karena pertandingan baru dimulai pukul 19.45. (Ceritanya ada di sini)
monda said:
nyari tiketnya aja susahnya setengah mati ya da..
tapi demi Kevin dijabanin juga ya…
selamat Idul Fitri uda
Mohon maaf lahir batin
ded said:
He3 ini hanya karena anak saja mb, klo untuk diri sendiri sih ogah…..
O ya, selamat idul fitri, maaf lahir batin 🙂
duniaely said:
lain ladang lain belalang ya pak 😛
ded said:
He3, benar el. Kadang2 kepikir knp di tempat kita masalah penjualan tiket begitu rumitnya ya?
Ni Made Sri Andani said:
Selamat Hari raya Idul Fitri pak Ded.Mohon maaf lahir bathin
ded said:
Sama2 mb dani, kami sekeluarga juga mhn maaf lahir batin 🙂
prih said:
Bahagianya papa dan jagoan menikmati kegembiraan bersama. Selamat Idul Fitri mohon maaf salah dan khilaf ya Uda. Salam
ded said:
I ya mb prih, bisa memenuhi keinginan anak
Selamat idul fitri, mhn maaf lahir batin 🙂
Zizy Damanik said:
Wah Mas. Jadi ketawa baca akhir ceritanya, luar biasa ya rezeki itu.
Tapi Mas, saya juga pasti akan begitu usahanya demi anak…. Kevin pasti senang dan bangga sekali dengan ayah yang sangat memperhatikan keinginan dia. Salam buat Kevin ya Mas. 🙂
Maaf lahir batin…
ded said:
Ha3… maaf ceritanya nyenggol tentang mb zee.
Terima kasih Mb, Insya Allah disampaikan kepada Kevin…sekarang (sampai pukul 19) les bimbel 🙂
Alris said:
Benar-benar kerja yang gak efisien. Coba, mereka (panitia) gak mikir berapa waktu dan uang yang terbuang. Kayak kerja yang gak profesional.