Beberapa waktu yang lalu saya memenuhi permintaan dari 6 orang Siswa/i salah satu Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) di Jakarta.
Saya diminta menjadi narasumber untuk diwawancara dan menjawab 10 pertanyaan yang diajukan mereka (agar tidak salah kutip saya juga buatkan jawaban tertulis yang saya kirim lewat email). Kegiatan ini adalah dalam rangka melaksanakan tugas sekolah mereka.
Pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan adalah sebagai berikut :
- Seperti apa gambaran keberagaman di Indonesia ? dan apakah korelasinya terhadap pluralisme dan kemajemukan masyarakat ?
- Bagaimana tanggapan anda, mengenai konflik Maluku yang terjadi antara umat Islam dan Kristen?
- Apakah korelasi antara keragaman dan kesetaraan? dan apa pengaruh positif dan negatif dari korelasi tersebut, terhadap kemajemukan di masyarakat ?
- Mengapa perbedan ras, etnis, gender dan agama sangat erat hubugannya dengan kemajemukan di masyarakat ?
- Seperti apa perubahan pluralisme pada zaman sekarang, dibandingkan pluralisme pada zaman dahulu ? dan seberapa besar perkembangannya ?
- Apa yang harus dilakukan Pemerintah mengingat banyak budaya Indonesia direbut bahkan diakui oleh negara lain?
- Bagaimana tanggapan anda, melihat modernisasi budaya barat yang berkembang pesat di Indonesia? dan seperti apa dampak yang ditimbulkannya ?
- Seperti apa korelasi antara kemajemukan dan dinamika sosial dan budaya ? dan apa pengaruhnya ?
- Bagaimana cara menjaga keutuhan Indonesia yang sangat beragam, sehingga rentan untuk terpecah belah?
- Hal terpenting apa yang kami harus pahami dan jalankan, sehingga kami generasi muda bisa menerima pluralisme dengan sebenarnya?
Pertanyaan-pertanyaan yang mereka ajukan, enak untuk dibaca dengan bahasa dan susunan kata-kata yang sangat baik, namun untuk memahami maksudnya saya harus membacanya berulang-ulang.
Ketika saya tanyakan kepada mereka apa maksud pertanyaannya, merekapun kesulitan untuk menjelaskan. Ha3x 😀
Saya rasa mereka berusaha membuat pertanyaan dengan susunan bahasa sekeren mungkin, walaupun sebetulnya beberapa dari mereka belum tentu paham dengan apa yang ditanyakannya itu.
Bahkan diantara mereka sendiri ada yang nanya :
- Apa sih pluralisme itu ?
- Apa sih keberagaman itu ?
- Apa sih korelasi itu ?
- Apa sih kemajemukan itu ?
- Apa sih kesetaraan itu ?
- dsb
Dari pertanyaan-pertanyaan mereka tentang hal-hal yang mendasar tersebut, saya semakin yakin, jangan-jangan yang buat pertanyaan itu hanya satu atau dua orang saja diantara mereka, terus yang lain hanya ikutan…..
Mari kita perhatikan, pertanyaan #1 : “Seperti apa gambaran keberagaman di Indonesia ? dan apakah korelasinya terhadap pluralisme dan kemajemukan masyarakat”. Untuk menjawabnya saya harus memberikan gambaran keberagaman di Indonesia, kemudian dihubungkan dengan pluralisme dan kemajemukan dalam masyarakat.
#Mulai puyeng…..##
Terus pertanyaan #2 : “Bagaimana tanggapan anda, mengenai konflik Maluku yang terjadi antara umat Islam dan Kristen?”. Saya merasa jawaban untuk pertanyaan ini tidak begitu sulit, karena saya sudah 2 kali berkunjung ke Maluku dan 2 kali ke Maluku Utara, paling tidak saya sudah melihat langsung kerukunan antar umat beragama dalam kehidupan masyarakat di daerah tsb. Pernah saya ceritakan di sini
Ada lagi, pertanyaan #3 : “Apakah korelasi antara keragaman dan kesetaraan? Dan apa pengaruh positif dan negative dari korelasi tersebut, terhadap kemajemukan di masyarakat ?”. Dimana saya harus menjelaskan hubungan antara keragaman dan kesetaraan, kemudian menerangkan juga pengaruh positifnya apa dan negatifnya apa. #Ribet kan?#
Pada pertanyaan #5 : “Mengapa perbedan ras, etnis, gender dan agama sangat erat hubugannya dengan kemajemukan di masyarakat?”. Pusing kan gimana menjawabnya….. he3
Pertanyaan #6 : “Seperti apa perubahan pluralisme pada zaman sekarang, dibandingkan pluralisme pada zaman dahulu ? dan seberapa besar perkembangannya ?”. Kalau ditanya seberapa besar kan jawabannya hanya 4, yaitu kecil, cukup besar, besar dan sangat besar, kata-kata yang tidak dapat dihitung dan sulit menemukan standardnya apa?
Pertanyaan yang paling tidak saya sukai adalah pertanyaan nomor #7 : “Apa yang harus dilakukan Pemerintah mengingat banyak budaya Indonesia direbut bahkan diakui oleh negara lain?”. Kenapa harus menunggu dari Pemerintah, terus peran kita sebagai rakyat apa ?, saya tanyakan peran kalian sebagai pelajar apa ? Jujur saja ada berapa persen sih orang Indonesia yang peduli dengan kebudayaan Indonesia ? Bukankah kita baru tersentak kalau kebudayaan kita itu diakui Negara lain ? padahal selama ini kita tidak peduli.
Satu lagi pertanyan nomor #8 : “Bagaimana tanggapan anda, melihat modernisasi budaya barat yang berkembang pesat di Indonesia? dan seperti apa dampak yang ditimbulkannya”. Kita selalu mengatakan menolak modernisasi budaya barat, tapi lucunya sebagian besar para remaja justeru mengikuti budaya yang tidak diinginkannya itu. Misalnya maunya belajar tari ballet, tidak mau belajar tari daerah. Maunya makan junk food (fast food) seperti KFC, Mc Donald, Texas, Pizza, Donut, Hamburger, dll, tapi tidak begitu suka makanan daerah seperti gado-gado, mpek-mpek, gudek dll.
Ketika saya tanya mana yang kalian pilih dari kedua jenis makanan itu (fast food atau makanan daerah) ? Semuanya menjawab Fast Food….
Nah, kalian sendiri begitu kan, bagaimana mau mempertahankan budaya kita ?
Dan yang ini lagi : “Seperti apa korelasi antara kemajemukan dan dinamika sosial dan budaya ? dan apa pengaruhnya ?”. Korelasi lagi … korelasi lagi he3…
“Bagaimana cara menjaga keutuhan Indonesia yang sangat beragam, sehingga rentan untuk terpecah belah?”. Jawabannya gampang, jagalah persatuan dan kesatuan, mekipun sebagaian remaja sekarang maunya malah tawuran dan suka mem-bully temannya sendiri.
“Hal terpenting apa yang kami harus pahami dan jalankan, sehingga kami generasi muda bisa menerima pluralisme dengan sebenarnya?”. Dan jawaban saya adalah :
Sebagai generasi muda, kalian harus :
- Cinta Tanah Air
- Selalu menjaga persatuan dan kesatuan
- Menerima segala perbedaan dengan lapang dada
- Menerima kekurangan dan kelebihan orang lain
- Meletakkan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi maupun kelompok
- Jangan mengikuti ajakan atau aliran sesat yang berkedok agama
- Peduli dengan lingkungan dengan melaporkan hal-hal yang mencurigakan jika sesuatu terjadi di tempat tinggal masing-masing
- Jauhi dirimu dari Narkoba dan pergaulan tidak sehat.
dani said:
Bener banget Pak… Saya juga kudu baca ulang pertanyaannya. Sudah bener bahasanya….
ded said:
He3…. kirain saya saja yang sulit memahaminya 🙂
shiq4 said:
Untuk ukuran anak SMP saya kira pertanyaannya berat-berat banget
ded said:
Benar Shiqa bahasanya ‘tinggi’ 🙂
eviindrawanto said:
Hahaha mereka cerdas-cerdas Pakded..Untung ya nara sumber bisa menjawab, kalau saya pasti tinggal puyeng aja dan menjawab tidak jelas pula…
ded said:
Mudah2an Uni, tapi saya harus berfikir keras untuk menjawab seperti yang mereka harapkan 🙂
Arman said:
pas ngebaca pertanyaan2nya sempet kagum, kok anak2 smp pada pinter2 banget ngomongnay ya. ternyata mereka sendiri gak ngerti ya. hahaha
ded said:
Ha3….. mudah-mudahan setelah dapat jawaban dari saya, mereka membacanya lagi dan berusaha untuk memahaminya 🙂
mandor said:
Lha saya membaca pertanyaannya aja malah gak ngerti. Hanya orang yang mumpuni lah yang mampu menjelaskan persoalan rumit dengan cara yang sederhana. seperti sampeyan itu…
ded said:
Ha3….. pak mandor bisa aja 🙂
Ceritaeka said:
Untuk anak-anak SMP pertanyaan mereka lumayan berat juga ya Da 🙂
ded said:
Pertanyaan nya memang berat Eka 🙂
alrisblog said:
Saya pikir itu pertanyaan buatan pak/bu gurunya, haha…
lihat bahasanya itu saya gak percaya bikinan mereka.
ded said:
Apa iya ya ?
Tapi sebelumnya mereka janji mau ketemu pk 9 diundur jadi pk 10, katanya merumuskan pertanyaamya dulu 🙂
Cichaz.com said:
Hehehe bahasa yg “tinggi” gini emang nampak very smart, tapi ya daripada bicara korelasi, aku sendiri lebih suka pake bahasa “hubungan/kaitan”. Lebih cetek ya haha
ded said:
He3….. mudah2an mereka menjadi anak2 yg pintar 🙂
Beby said:
Aku gagal paham sama pertanyaannya, Bang.. Hahah.. 😀 Terlalu apa ya, errr, agak tinggi sih buat orang awam.. Apalagi ukuran anak SMP
ded said:
Setuju Beb 🙂
Taqorrub said:
pertanyaan nya pakai bahasa intelek tingkat tinggi, kalau ane yang ditanya, ane jawab sekena nya aja, kan yang tanya anak-anak hahaha 😀
ded said:
Ha3 kasihan takutnya mereka jadi salah petsepsi 🙂
Lidya said:
berat juga ya anak SMP sekarnag pertanyaannya 🙂 untuk yang di wawancara pintar
ded said:
Waaah benar Mb Lidya, pertanyaannya berat. Tapi karena beberapa pertanyaan bs dijawab berdasarkan pengalaman, alhamdulillah akhirnya selesai juga…
🙂