Tags

,

IMG_3427

Willy  (27 tahun), driver kendaraan rental kami tiba-tiba berhenti di sebuah “danau” yang sangat indah berwarna biru muda ….. biru tosca.

Perpaduan yang alami, warna putih kaolin dengan biru dan jernihnya air tanah Pulau Belitung, Propinsi Bangka – Belitung (Babel).

#Penduduk asli melafazkan kata Belitung dengan “Belitong”

Dindingnya yang putih bersih terlihat sangat kontras dengan warna airnya, bahkan masih tersisa pulau-pulau kecil berwarna putih diantara air yang biru dan bening.

Danau yang dimaksudkan di sini adalah bahasa lain dari bekas kubangan atau galian tambang kaolin yang ditinggal oleh para penambang setelah mengeruk perut bumi Belitung dengan “mata dan hati tertutup”, kemudian meninggalkannya dengan begitu saja.

Kaolin adalah material kekayaan tanah Belitung yang berupa mineral sebagai bahan campuraan cat, keramik, bedak, plastik, tinta, pasta gigi, fiber-glass dan banyak lagi yang lainnya.

Saya bigung mau ngambil angle pemotretan (#he3.. kayak tukang foto profesional aja#), dari sudut mana yang terbaik, karena dari sisi manapun danau ini indah untuk dipotret.

Sungguh, meskipun hampir seluruh Tanah Air sudah saya jelajahi, saya baru ketemu dengan sebuah danau dengan warna air yang sangat mempesona…!!!

It’s wonderful…!!!

It’s amazing..!!!

Hanya itulah yang terucap, saya tidak dapat mengungkapkannya dengan kata-kata…!!!

Di sini di Negeri Laskar Pelangi, Belitung ini…!!!

IMG_3443

IMG_3435

IMG_3437

IMG_3436

IMG_3452

***

Sayang, Danau Kaolin belum dikelola oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung dengan baik, telihat dari fasilitasnya yang bisa dikatakan belum ada sama sekali,  hanya tersedia sebuah tempat berlindung dengan bangku-bangku (mirip halte bus) dan tanaman rumput di beberapa bagian di pinggir danau.

Sementara yang lain masih didominasi oleh lumpur berwarna putih.

Seandainya ada warung atau restoran di sekitar sini, mungkin akan lebih baik, mungkin pengunjung bisa berada di sini lebih lama. Bukan hanya sekedar berfoto kemudian pergi..!!!

Bayangkan kalau kita datang dalam kondisi hujan, pasti lumpur-lumpur tersebut akan mengikuti kita kemanapun pergi, nempel di sandal atau sepatu dan terbawa ke dalam mobil.

IMG_3447

Cuma saya belum bisa bayangkan kalau dalam musim kemarau, apakah akan kering dan berdebu ?

Saya akui bahwa hampir 100% jalan raya di Belitung bagus semua (hotmix), tidak ada yang bolong, meskipun tidak terlalu lebar, kecepatan kendaraan rata-rata bisa mencapai 80km/jam bahkan lebih.

Tidak ada macet….. he3…. 🙂 tapi harus hati-hati dengan kendaraan roda dua yang bisa nyelonong tiba-tiba di depan kita.

***

Di seberang jalan masih terlihat gundukan yang nyaris menyerupai bukit, material kaolin yang siap dipasarkan. Masih terlihat beberapa alat berat yang sepertinya masih terus aktif mengeruk danau ini, mungkin karena hujan mereka istirahat dulu (ketika kami sampai di danau, hujan baru saja reda, mengguyur Belitung).

Miris rasanya hati ini, mendengar sejarah terjadinya danau kaolin, begitu dahsyatnya tangan-tangan manusia mencabik-cabik bumi Belitung, tapi setelah bolong-bolong seperti ini ditinggalkan tanpa ada usaha untuk memperbaiki kondisinya, cerita Willy.

Sebuah dilemma buat saya, mengagumi keindahan danau atau mengutuk penambang yang tidak memikirkan dampak terhadap lingkungan…!!!

Entahlah, yang pasti hutan beserta komunitas hewan-hewan liar yang terdapat di kawasan ini, musnah sudah..!!!

Tidak tau, kemana perginya ?

IMG_3431

IMG_3432

IMG_3425

O ya, Danau Kaolin terdapat di Desa Perawas, Kecamatan Tanjungpandan, Kabupaten Belitung Timur, Propinsi Babel.