Tags
Afandi, Antonio Blanco, ASEAN, Bali, Basuki Abdullah, bungalow, First Lady Michelle Obama, Gianyar, KTT ke-19 Asean, Museum Rudana, Nyoman Rudana, Prasasti, Rudana Fine Art Gallery, spouse program, Ubud
Setelah makan siang di “Bebek Tepi Sawah”, saya diajak Made (teman perjalanan kami di Bali) untuk berkunjung ke Museum Rudana yang masih berlokasi di Ubud, Gianyar, Bali.
Selama ini saya tidak pernah mendengar cerita tentang museum ini, maka ketika disarankan oleh Made saya ikut saja.
Menurut Prasasti yang ditanda tangani oleh Presiden RI saat itu (Pak Harto), museum ini diresmikan tanggal 26 Desember 1995.
Di lokasi ini juga terdapat Rudana Fine Art Gallery yang merupakan awal dari berdirinya Museum Rudana.
Memasuki pintu gerbang menuju tempat parkir, terlihat bahwa tempat ini memiliki taman yang luas, satu gedung inti berlantai dua dengan satu basement, beberapa bungalow, beberapa patung gajah, kolam bunga teratai dll.
Di sebelah kiri dan kanan tangga museum, terdapat dua batu besar yang berfungsi sebagai tempat membubuhkan tanda tangan orang-orang terkenal yang pernah mengunjungi museum ini.
Di dalam gedung inti, dituliskan bahwa yang mendirikan museum ini adalah seorang kolektor lukisan dan patung bernama Nyoman Rudana, terdapat lebih dari 400 karya seni pelukis atau pematung dalam dan luar negeri yang berkarya di Bali. Beberapa nama yang terkenal diantaranya adalah Afandi, Basuki Abdullah, dan Antonio Blanco.
O ya, selama berada di museum, kami didampingi oleh seorang petugas yang memberikan penjelasan tentang berbagai cerita dibalik lukisan dan patung-patung tsb.
Karya seni yang dipamerkan dalam gedung inti ini, umumnya adalah lukisan dan patung dan yang paling menarik adalah “Patung 7 Resi (orang suci)” dari kayu jati.
(Hanya foto patung ini saja yang saya ambil di dalam museum, padahal tidak ada yang melarang. Saya tidak tega untuk mengambil gambar lukisan atau patung-patung yang lain, karena pengalaman saya beberapa kali masuk ke museum-museum di luar negeri “sangat diharamkan” para tamu menggunakankan kamera bahkan dilarang keras menyentuh barang-barang yang dipamerkan. Ironisnya, di sini para pengunjung seolah dibiarkan saja melakukan hal itu….. 😦
Dari pintu sebelah kiri lantai dua gedung inti, kita bisa menyaksikan lapangan rumput dengan kolam teratai, dua buah patung gajah raksasa, dua bungalow (dari sejumlah bungalow yang terdapat di sini), dan tidak jauh dari bungalow terdapat sebuah sungai kecil.
Namun dari jendela belakang gedung, kita bisa menyaksikan hamparan sawah yang menghijau (masih milik Pak Rudana), uniknya di tengah-tengah sawah ini terdapat sebuah patung raksasa yang melambangkan sebagai pemberi rejeki agar sawahnya menghasilkan panen padi yang melimpah.
Bungalow-bungalow berikut inilah yang menjadi Rudana Fine Art Gallery sekalian sebagai tempat pameran dan penjualan karya-karya seni yang dipajang.
Istimewanya, pada KTT ke-19 Asean di Bali Tahun 2011 yang lalu, Museum Rudana mendapat kunjungan kehormatan dari Ibu-ibu Kepala Negara yang hadir dalam rapat tsb plus Mrs. Obama alias First Lady Michelle Obama di bawah pimpinan Ibu Ani Yudhoyono.
Acara kunjungan yang diberi nama “spouse program” ini mempunyai agenda menikmati karya seni, santap siang, dan penandatanganan prasasti kebersamaan dalam komunitas bangsa-bangsa ASEAN.
Nah, ini adalah tempat makan siangnya :
Dari tempat makan ini, kita bisa melihat kediaman keluarga besar Nyoman Rudana yang masih sering dikunjungi pada hari-hari tertentu, seperti ini :
Evi said:
Tempatnya keren sekali Pak Ded. Gedung dan benda seni dikelilingi sawah yang menghijau, sungguh menyejukan mata dan jiwa 🙂
ded said:
Betul Uni, tempatnya sejuk dan bersih….. 🙂
Lidya said:
vrindavana artinya apa pak? hijau-hijau sejuk dipandang mata fotonya
ded said:
Menurut wikipedia Vrindavan adalah hutan kuno tempat Kresna menghabiskan masa kecilnya. Lokasinya didominasi oleh warna hijau dngan cuaca yang sejuk …. 🙂
monda said:
Luas banget ya…, nikmat banget mungkin tinggal di sini ya
aku cari foto patung besar di sawah, mana ya ?
ded said:
Luas Mb, luas sekali semua kelihatan menghijau…
Oh ya, patung itu ada ditengah2 sawah, coba mb monda klik saja foto sawahnya kemudian di zoom (pasti kelihatan) .. 🙂
Fachrie Lantera said:
indahnya
ded said:
🙂
Nchie Hanie said:
Tempatnya kerren banget..
Adem asri ijo2 deh..
menyegarkan mata..
Patung2nya juga cantik..
ded said:
Benar Teh Nchie, udaranya juga sejuk 🙂
Abi Sabila said:
Apakah larangan menyentuh atau mengambil gambar benda koleksi museum selain dikhawatirkan rusak ( jika disentuh ) juga alasan keamanan dan komersial ( jika diphoto dan dipublikasikan secara bebas ) ya, Pak?
ded said:
Khusus di museum rudana saya tidak lihat larangan itu Abi, saya juga tanyakan ke petugasnya katanya “boleh pak, ga apa2”. Padahal seharusnya mereka melarang, karena dikhawatirkan akan merusak kualitas karaya2 seni ini …. 🙂
nh18 said:
Tempat makan para ibu-ibu negara dulu ?
waaahhh … jika masuk agenda tersebut … pasti musium ini sesuatu banget …
Terima kasih Infonya Uda Ded
Salam saya
ded said:
Ya Om, tempat makan siang ibu-ibu negara.
Tentu saja pasti ada yang istimewa di sini….
Terima kasih Om NH…… 🙂
Ely Meyer said:
wow …. tempatnya begitu anggun ya pak, asri, hijau, mewah 😛
gambar rumah di foto 8 dan 10 atapnya mirip dengan postinganku kemarin, entah apa sama bahannya
ded said:
O iya Mb model rumahnya mirip dengan postingan “Inilah Istanaku” kan ? 🙂
Myra Anastasia said:
tempatnya adem bgt ya.. kayaknya nyaman bgt nginep di sana ya 🙂
ded said:
Nah, kapan-kapan klo ke Bali jangan lupa mampir ke sini Bun. He3 jadi promosi…. 🙂
prih said:
Trim tlah berbagi Uda, ikut menikmati keindahan. Patung raksasa di tengah sawah perlambang pencurahan berkahnya indah. Salam
ded said:
Terima kasih kembali Mb Prih. Tentang patung di tengah sawah, maknanya sama seperti yang disampaikan oleh petugas museum….. 🙂
Quantum Artikel said:
waaaah kereeeen banget museumnya.
pengen kesana. tapi kapan ya? hmm
bali memang luar biasa.
ded said:
Mudah2an bisa berkunjung ke museum ini…. 🙂
soyjoy76 said:
Wah… paradigma saya soal berlibur ke Bali jd ada alternatifnya nih, selain ke pantai melulu..hehehe.
Bagindo pelesir terus nih kyknya…asyik 🙂
ded said:
Benar sekali Mas, ada banyak galery-galery seni di Bali yang layak untuk dikunjungi. Jadi Bali bukan hanya sekedar pantai…… 🙂
Alhamdulillah Mas, seperti kata pepatah “membuat hidup lebih hidup” he3x…. 🙂
Pingback: My Homepage
Tebak Ini Siapa said:
Bagian belakangnya hijau sekali… enak dilihat…
Eh? Kenapa gak tega buat moto mas? Hehehe…
ded said:
Mb Una, kalau museum di luar negeri sangat melarang kita untuk mengambil gambar. Tapi di museum kita dibiarin saja Mb….. 🙂
Ceritaeka said:
Aaaaaa aku gak mampir sini kemarin.
Bhiks.. Rudana.. Hmmm nama tersebut familiar deh, kalay gak salah ada anggota DPD bernama bapak Nyoman Rudana deh *kalau gak salah*
ded said:
Yes, benar Mb beliau anggota DPD tapi yang periode kapan saya ga tau. Sebetulnya ada di buku pengantar yang ada di museum tsb 🙂
Pungky KD said:
Pemandangannya indah sekali uda…apalagi sawahnya….pemandangan yang sekarang jarang sekali ditemui.. 🙂
ded said:
Kapan-kapan kalau ke Bali lagi ajak Papap Hanif mampir ke tempat ini Mb…. 🙂