Tags

, , , , , , , , , , , , , ,

Setelah makan siang di “Bebek Tepi Sawah”, saya diajak Made (teman perjalanan kami di Bali) untuk berkunjung ke Museum Rudana yang masih berlokasi di Ubud, Gianyar, Bali.

Selama ini saya tidak pernah mendengar cerita tentang museum ini, maka ketika disarankan oleh Made saya ikut saja.

Menurut Prasasti yang ditanda tangani oleh Presiden RI saat itu (Pak Harto), museum ini diresmikan tanggal 26 Desember 1995.

Di lokasi ini juga terdapat Rudana Fine  Art Gallery yang merupakan awal dari berdirinya Museum Rudana.

Memasuki pintu gerbang menuju tempat parkir, terlihat bahwa tempat ini memiliki taman yang luas, satu gedung inti berlantai dua dengan satu basement, beberapa bungalow, beberapa patung gajah, kolam bunga teratai dll.

Pekarangan menuju tempat parkir

Pekarangan menuju tempat parkir

Di sebelah kiri dan kanan tangga museum, terdapat dua batu besar yang berfungsi sebagai tempat membubuhkan tanda tangan orang-orang terkenal yang pernah mengunjungi museum ini.

Di dalam gedung inti, dituliskan bahwa yang mendirikan museum ini adalah seorang kolektor lukisan dan patung bernama Nyoman Rudana, terdapat lebih dari 400 karya seni pelukis atau pematung dalam dan luar negeri yang berkarya di Bali. Beberapa nama yang terkenal diantaranya adalah Afandi, Basuki Abdullah, dan Antonio Blanco.

O ya, selama berada di museum,  kami didampingi oleh seorang petugas yang memberikan penjelasan tentang berbagai cerita dibalik lukisan dan patung-patung tsb.

Karya seni yang dipamerkan dalam gedung inti ini, umumnya adalah lukisan dan patung dan yang paling menarik adalah “Patung 7 Resi (orang suci)” dari kayu jati.

(Hanya foto patung ini saja yang saya ambil di dalam museum, padahal tidak ada yang melarang. Saya tidak tega untuk mengambil gambar lukisan atau patung-patung yang lain, karena pengalaman saya beberapa kali masuk ke museum-museum di luar negeri “sangat diharamkan” para tamu menggunakankan kamera bahkan dilarang keras menyentuh barang-barang yang dipamerkan. Ironisnya, di sini para pengunjung seolah dibiarkan saja melakukan hal itu….. 😦  

Dari pintu sebelah kiri lantai dua gedung inti, kita bisa menyaksikan lapangan rumput dengan kolam teratai, dua buah patung gajah raksasa, dua bungalow (dari sejumlah bungalow yang terdapat di sini), dan tidak jauh dari bungalow terdapat sebuah sungai kecil.

Namun dari jendela belakang gedung, kita bisa menyaksikan hamparan sawah yang menghijau (masih milik Pak Rudana), uniknya di tengah-tengah sawah ini terdapat sebuah patung raksasa yang melambangkan sebagai pemberi rejeki agar sawahnya menghasilkan panen padi yang melimpah.

Bungalow-bungalow berikut inilah yang menjadi Rudana Fine Art Gallery sekalian sebagai tempat pameran dan penjualan karya-karya seni yang dipajang.

Istimewanya, pada KTT ke-19 Asean di Bali Tahun 2011 yang lalu, Museum Rudana mendapat kunjungan kehormatan dari Ibu-ibu Kepala Negara yang hadir dalam rapat tsb plus Mrs. Obama alias First Lady Michelle Obama di bawah pimpinan Ibu Ani Yudhoyono.

Acara kunjungan yang diberi nama “spouse program” ini mempunyai agenda  menikmati karya seni, santap siang, dan penandatanganan prasasti kebersamaan dalam komunitas bangsa-bangsa ASEAN.

Nah, ini adalah tempat makan siangnya :

Tempat makan siang Ibu-ibu Kepala Negara

Tempat makan siang Ibu-ibu Kepala Negara

Dari tempat makan ini, kita bisa melihat kediaman keluarga besar Nyoman Rudana yang masih sering dikunjungi pada hari-hari tertentu, seperti ini :

Jalan menuju kediaman keluarga Rudana

Jalan menuju kediaman keluarga Rudana