Tags

, , , , , , , , , , , , ,

Sebagian besar tempat bersejarah di Pulau Penyengat terdiri dari Komplek Makam, jadi kunjungan kita ke sini bisa dikatakan sebagai “Ziarah”.

Dari beberapa Komplek Makam yang sempat kami kunjungi diantaranya adalah :

Komplek Makam Engku Puteri Raja Hamidah

Engku Putri Raja hHamidah adalah tokoh yang sangat penting dan berpengaruh dalam Kerajaan Riau Johor di awal abad ke-19, kepada beliau di amanahkan alat-alat kebesaran kerajaan yang bernama insignia atau rgelia, tanpa kedua alat ini penobatan seorang sultan tidak diakui.

Raja Engku Putri dan Ali Haji

Komplek Makam Raja Engku Putri dan Ali Haji

Makam Engku Puteri Raja Hamidah

Makam Engku Puteri Raja Hamidah

Komplek Makam Raja Ali Haji

Makam ini satu komplek dengan Makam Raja Hamidah Engku Putri.  Raja Ali Haji terkenal dengan ciptaan atau karangannya Gurindam 12, yang berisi petunjuk akhlak dan budi pekerti dalam menjalankan kehidupan sehari-hari berlandaskan Islam (kita pernah mempelajarinya dulu di bangku SD dan SMP).

Nah, baru sekarang dapat saya saksikan sendiri, meskipun hanya komplek makamnya.

Makam Raja Ali Haji

Makam Raja Ali Haji

Komplek Makam Raja Ja’far

Raja Ja’far adalah seorang raja yang pernah memindahkan pusat kerajaan dari Hulu Riau ke Pulau Penyengat.  Kebijakannya mewajibkan laki-laki  untuk shalat Jumat, dan wanita menggunakan busana muslimah.

Pintu Gerbang Makam Raja Ja'far

Pintu Gerbang Makam Raja Ja'far

Makam Raja Ja'far

Makam Raja Ja'far

Komplek Makam Raja Abdul Rahman

Raja Abdul Rahman adalah raja yang membangun Mesjid Raya Pulau Penyengat yang diberikan sebagai hadiah kepada istrinya tercinta. Makam ini terletak pinggang sebuah bukit yang bernama Bukit Kursi.

Komplek Makam Raja Abdul Rahman

Komplek Makam Raja Abdul Rahman

Di samping Komplek Makam Raja Abdul Rahman terdapat sebuah jalan menuju Pertahanan Kerajaan lengkap dengan beberapa buah meriam yang mengarah ke laut, tempat perlindungan dari serangan musuh dan sebuah gudang mesiu.

Di Pulau Penyengat terdapat dua Komplek Makam (dari namanya)  berdarah Bugis, Makassar  Sulawesi Selatan yaitu Komplek Makam Daeng Marewah dan Komplek Makam Daeng Celak.

Mungkin inilah salah satu sebab, banyak warga Pulau Penyengat yang namanya “Daeng” berasal dari Bugis.