Tags
Hypermart, Manggarai, Metro Mini, nyekar, Pasar Minggu, supir
Hari Sabtu (29/7) yang lalu, saya dan keluarga jalan menuju sebuah hypermart. Kebetulan siang itu sangat macet, mungkin karena sudah mendekati hari-hari puasa sehingga orang-orang sibuk mempersiapkan diri masing-masing, misalnya berbelanja kebutuhan dapur, ada juga yang “nyekar” ke pemakaman keluarga dll.
Di belakang kami, ada sebuah Bus Metro Mini dengan nomor 62 (trayek Manggarai – Pasar Minggu PP) dengan plat nomor B 7356 A dengan tenangnya memasuki jalur berlawanan (sebelah kanan yang relatif lebih sepi dari pengguna jalan), jalur yang jelas-jelas ada pembatasnya diterobos. Dapat dipastikan alasan supirnya adalah untuk menghindari macet.
Seolah-olah tidak ada kejadian apa-apa, dia berjalan dengan tenang. Entah apa yang ada di kepala supirnya.
Saya rasa mental supirnya benar-benar bobrok, perlu diperbaiki. Karena tingkah polahnya di jalanan sering membahanyakan penumpang atau pengguna jalan yang lain, kadang-kadang saya berfikir mungkinkah supir-supir ini, diwajibkan punya pendidikan minimal (tertentu), atau sebelum membawa penumpang harus diadakan pelatihan khusus……????
Terutama mendidik mentalnya…
Karena kesal, saya minta bantuan anak saya untuk potret busnya, walaupun sudah kembali ke jalur sebelah kiri….
Nggak cuma sekali sih saya juga dibikin dongkol sama supir2 (bukan hanya bis) pengguna jalan lain…orang2 kok pad aegois sih? pernah negor seorang bapak dia bilang buru2, mudah aja saya nyletuk lain kali berangkat lebih awal dunk biar gak buruh2, berangkat tadi pagi kalau perlu…. “ggrrrrrr”
He3x ternyata punya pengalaman yang mengesankan juga ya Mb dengan pengguna jalan lain. Sekalian menguji iman, bisa sabar ga….???
kalau dijakarta metromini yg buat kesal ya pak. kalau disini saya suka kesal dengan TIGER alias bus tiga perempat mirip metromini.suka sembarangan ngetem
Namanya kren tuh Mb, TIGER…
Tiger kan macan yang jadi penguasa tapi di hutan, sayangnya ini di kota, jadi salah kaprah.
Dimana-mana keknya ada supir yg demikian. SOlusinya…? hmm *complicated*
tapi yg pasti perlu solusi dari berbagai sudut pandang
– peraturannya
– pengawasan terhadap peraturannya
– faktor pelanggarnya (pendidikan, moral, akhlak)
– faktor hukumnya, perlu sanksi juga kan…
– kontrol sosialnya *gak bisa diserahkan saja kpd penegak hukum **tapi gimana…
Ntahlah, minimal sekali, masing2 kita tdk termasuk para pelanggar tsb
Masing2 bisa merubah kalau mau.
Misalnya : supir kendaraan umum tidak ugal2an, penumpang tidak turun sembarangan, polisi disiplin menegakkan peraturan, peraturan/hukumnya jelas dan tegas, dll.
Semua pasti bisa, asal mau memulai dari diri sendiri…
kadang2 kalau liat bus nya kosong saya jadi kasihan dengan mereka tapi kalau udah nyupirnya seradak seruduk….ilang deh tuh rasa empatinya
Apalagi supir yang suka nurunin dan pindahin penumpang seenaknya, terus balik arah sesukanya. Penumpang dianggap barang oleh mereka bisa dipindah2in… 😦
Wah wah… bisa saya mengerti kejengkelan Uda Dedy…. 😐
Begitulah Mas, jengkel sekali.
Kenapa umumnya supir2 angkutan umum kita tidak sisiplin.
Banyak alasan bisa dijadikan sebagai PEMBENARAN
cuma bisa prihatin, krn sering melihat kejadian seperti diatas, terutama di daerah cipulir, kebayoran lama
dan………… petugas DLLAJR yg ada disana, tdk melakukan tindakan apapun!!
hebat khan, Ded? 👿
sepertinya krn si petugas sudah ”digaji” oleh si sopir2 inih 😦
( bukan suudzon lho ini)
karena pernah melihat sendiri, mereka memberikan uang plus rokok pd si petugas 😦
so…………….banyak mental dan akhlak yg hrs dibenahi lebih dulu, baru kedisiplinan menyusul.
salam
Mungkin Bun, tapi kita tidak punya bukti yang bisa menguatkan. Yang jelas kita orang biasa saja tau dimana lokasi terjadinya penyelewengan2 tsb, apalagi petugas yang setiap hari bertugas di sana pasti lebih tau. Kenapa mereka seperti menutup mata? Pasti mereka punya alasan juga……
Dan satu lagi Uda …
Rakyat Kecil yang type ini … kadang suka berbuat semaunya terhadap rakyat kecil yang lainnya …
Ngoper penumpang …
seperti yang saya tulis disini …
Dan satu lagi …
Ini bukan potret Bangsa Uda … Masih banyak yang baik dari bangsa ini …
Yang benar mungkin adalah Potret Metro Mini … sungguh susah menemukan yang baik di “institusi” yang satu ini …
Salam saya Uda
maap ketinggalan linknya …
http://theordinarytrainer.wordpress.com/2011/07/18/oper/
Kita bisa bayangkan Om, sesama rakyat kecil saja masih berbuat semaunya, apalagi orang gedean dengan rakyat kecil (tapi belum tentu ya Om, orang gedean banyak yang baik juga).
Oh ya Om, terima kasih juga masukannya yang menurut Om bukan Potret bangsa tapi potret metro mini,
Bagaimana pendapat teman-teman yang lain ?